Membangun Aksi dari Refleksi
Setelah mengalami kesempatan immersion di tempat yang berbeda-beda, seluruh peserta Temu Kolese melakukan refleksi bersama dalam kelompok yang telah ditentukan oleh panitia. Peserta dibagi ke dalam 20 kelompok, salah satunya adalah kelompok kelas XI MIPA 2. Dalam kelompok ini, terdapat perwakilan dari semua kolese yang saling berbagi cerita mengenai pengalaman selama menjalani kegiatan immersion. Ada peserta yang membagikan pengalaman ketika berada di lembaga pemasyarakatan, kuli pasir, tempat pembuangan akhir, dan juga tempat prostitusi.
Dalam sesi sharing yang dipandu oleh Ibu Vian (Kolese Loyola) dan Bapak Darsono (Kolese Mikael) ini ada dua pengalaman menarik yang diambil dari cerita para peserta di kelompok tersebut. Pertama, melihat pengalaman dari Zain, salah seorang siswa dari Kolese Kanisius yang melakukan immersion di tempat prostitusi. Ia memetik makna bahwa kita tidak boleh dengan mudah menghakimi orang lain tanpa melihat latar belakangnya terlebih dahulu. Selain itu, ada pengalaman menarik lainnya, yakni pengalaman dari Jenni, siswa Kolese Gonzaga, yang melakukan immersion di lapas khusus narkotika. Jenni yang baru pertama kalinya mengunjungi lapas memaknai pengalamannya sebagai perjumpaan yang memotivasi dirinya untuk memilih pelampiasan yang positif daripada menuruti keinginan sendiri yang mungkin akan menuntunnya ke arah yang negatif.
Refleksi bersama ditutup dengan pengukuhan komitmen aksi nyata para peserta Temu Kolese yang ditandai dengan pembuatan simbol kelompok sebagai representasi kemauan para siswa untuk bertumbuh bersama sebagai satu kesatuan kolese. Dalam refleksi ini pula, seluruh peserta diajak untuk melihat bagaimana pengalaman yang mereka alami secara langsung dapat menjadi satu kesatuan yang utuh dan memberi nilai baru bagi kehidupan mereka selanjutnya. Interaksi bersama orang lain yang miskin dan terpinggirkan memampukan mereka untuk mau merangkul dan peduli kepada sesama terlebih mereka yang tersingkir. (VOA)