Home News Kunjungan Inspiratif Immersion ke Pertambangan Pasir

Kunjungan Inspiratif Immersion ke Pertambangan Pasir

69
0

Kunjungan Inspiratif Immersion ke Pertambangan Pasir: Menyelami Dunia Kerja di Balik Merapi

Pertambangan pasir di daerah Merapi, Magelang, adalah salah satu industri penting yang memberikan penghidupan kepada banyak orang. Pada Selasa, 17 Oktober 2023, dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, peserta sebanyak 100 siswa dari seluruh Kolese, didampingi oleh 4 guru, 2 dokter, dan 1 anggota UKM KSR USD, memulai perjalanan dari Kolese De Britto menuju Desa Srumbung, Kabupaten Magelang. Destinasi mereka adalah Base Camp truk pasir milik Bapak Nida Nur Afandi, seorang Ketua Asosiasi Pekerja Tambang Pasir Merapi.

Pada pukul 02.45, peserta langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok berisi 5 siswa per kelompok, naik truk yang bertugas menambang pasir di daerah pasir Gunung Merapi. Lokasi penambangan ini terletak di daerah bernama Tegalan, dengan jarak sekitar 3-4 KM dari Puncak Merapi. Peserta Immersion menjalani kunjungan ke pertambangan ini dengan tujuan untuk memahami lebih dalam proses kerja, lingkungan, dan masyarakat setempat, serta mengaplikasikan tema Immersion mereka, yaitu “To Be Friend With The Poor”.

Situasi pertambangan pasir di Merapi saat itu sangat ramai, dengan lebih dari ratusan truk mengangkut pasir setiap harinya. Tambang pasir Merapi memegang peran krusial dalam industri ekonomi warga sekitar, sementara masyarakat dihadapkan pada tantangan menjaga lingkungan sekitar.

Peserta berkunjung langsung ke pertambangan pasir, menyaksikan proses dan bahkan turut serta menjadi penambang pasir tradisional. Mereka mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan para pekerja dan memahami tantangan yang mereka hadapi setiap harinya.

Favian, salah satu peserta Immersion dari Seminari Mertoyudan, menyatakan, “Sebuah pengalaman baru yang mengesankan. Mereka yang disebut Wong Cilik menjadi guru kehidupan yang berhasil membuka mata hati. Saya dibuat mengerti akan arti hati yang mencintai dan tangan yang melayani.”

Selain itu, hal yang tak jauh berbeda diungkapkan oleh Hansel, salah satu peserta Immersion dari Kolese Kanisius, “Susahnya hidup bagi mereka yang kurang beruntung. Saya mengalami secara langsung kerja keras para kuli pasir yang harus menyetir truk, mengayak pasir, dan menggali pasir. Saya merasa bahwa kita semua harus bersyukur atas segala hal yang kita dapatkan.”

Bapak Nida Nur Afandi menambahkan, “Pertambangan pasir adalah mata pencaharian utama kami, tetapi kami juga peduli akan dampak lingkungan. Kami berharap industri ini dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan sekitar.” Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Bapak Tri Sumarsana, pendamping dari Kolese Kanisius Jakarta, yang menyatakan kegembiraan karena para siswa dari Kolese Kanisius dapat mengambil peran dan pengalaman dari kegiatan ini, meningkatkan daya juang dan mental mereka.

Kunjungan ini memberikan wawasan berharga kepada siswa mengenai dunia kerja di industri pertambangan pasir tradisional. Mereka memahami pentingnya menghormati lingkungan dan mengapresiasi kerja keras pekerja sebagai bagian dari upaya mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. –Toto Purnawan

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here