Home Arts Perjalanan Punakawan di Malam Kesenian

Perjalanan Punakawan di Malam Kesenian

75
0

Perjalanan Punakawan di Malam Kesenian

 Pada Kamis, (19/10/23), kemeriahan Temu Kolese 2023 di SMA Kolese De Britto telah mencapai puncak selebrasi dengan diadakannya Malam Kesenian yang dikemas dengan menarik. Mengacu pada inti cerita berupa perjalanan Punakawan yang mengajarkan kepedulian untuk berjalan bersama mereka yang terpinggirkan.

Semarak Malam Kesenian dibuka dengan lagu pengantar oleh Loyola band, dilanjutkan sambutan pembuka oleh rektor SMA Kolese De Britto, Pater Cyprianus Kuntoro Adi, SJ dan perwakilan Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI), Adrianus Roy Samanta. Dalam pengantarnya, bapak Adrianus R. Samanta memberi pesan kepada seluruh panitia dan peserta Temu Kolese 2023 untuk menikmati dinamika temu kolese serta menjadikan Temu Kolese 2023 sebagai sarana mempererat hubungan antarkolese. Setelah pengantar selesai disampaikan, persembahan malam kesenian dimulai dengan masuknya tokoh Punakawan.

Punakawan adalah nama dari empat tokoh pewayangan yang dikisahkan selalu bersama. Keempat sosok ini dihadirkan dalam pentas Malam Kesenian sebagai penghubung kisah antara pementasan satu dengan lainnya. Penampilan dari setiap kolese menjadi penambah cerita selingan yang mengandung berbagai pesan moral, terutama yang berhubungan dengan tema besar “To Be Friend with the Poor”. Punakawan mengantar jalannya Malam Kesenian menuju pementasan pertama oleh band dari SMA Kolese De Britto. Band tersebut membawakan dua buah lagu yaitu Koyo Jogja Istimewa dan Kopi Dangdut. Pertunjukan kedua dipersembahkan oleh SMK PIKA yang menampilkan Tari Bujang Ganong. Acara dilanjutkan dengan persembahan dari SMA Kolese Gonzaga yang membawakan modern dance. SMA Kolese Loyola menunjukan keunikannya malam ini, mereka memulai penampilan dengan tari tradisional yang kemudian dikolaborasikan dengan modern dance. Drama menjadi pentas selanjutnya yang ditampilkan oleh Seminari Mertoyudan. SMA Kolese Le Cocq menjadi penampil kelima dalam acara malam ini, mereka membawakan Tari Cendrawasih, tarian ini mengangkat isu kerusakan lingkungan hidup yang marak terjadi di Papua. SMK Mikael selanjutnya membawakan penampilan band keroncong. Terakhir, penampilan band orkestra dari SMA Kolese Kanisius menjadi penutup acara Malam Kesenian Temu Kolese 2023.

Penampilan Malam Kesenian ini menjadi sarana bagi seluruh perwakilan kolese untuk menunjukan kekhasan dari daerahnya masing-masing  dan dengan demikian menandai malam kemeriahan terakhir dalam Temu Kolese 2023. (DIO, TAM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here